kau dan segala cerita ini
adalah igauan yang tak henti-hentinya minta diberi obat penenang
punggung mu adalah bukit
yang saban hari tidak kunjung selesai aku daki
sampai aku patah kaki
sementara kau pura-pura mati
kepalaku puisi
yang tidak pernah mampu membaca tanda baca di matamu
tanda titik
ataukah tanda jeda yang berkepanjangan
tidak pernah ada rumah
peta tidak mengenal alamatmu
berkelok
dan terlalu banyak persimpangan
jadi bagaimana ?
kau yang cuma singgah
atau aku yang terlampau sungguh ?
Amigdala-
0 komentar:
Posting Komentar