Untuk Tuhan.
Sebelumnya mohon maafkan.
Tulisan ini penuh dengan kebencian.
Kalimat lupa akan syukur nikmat yang jauh lebih banyak hamba terima daripada petaka sekecil ini.
Pernah hamba berdoa, dengan sengaja menyelipkan satu nama.
Ntah Kau cemburu, yang kembali hanyalah luka.
Terlalu jauh berharap, sedang yang harusnya menjadi pengharapan hanyalah Kau.
Lalu dengan tidak memaksa, doa ku menjadi lebih sederhana, sekedar diberikan yang terbaik saja. Kau akan beri yang dibutuhkan, bukan yang diinginkan, begitu yang ku baca.
Lalu kenapa Kau kembalikan yang sama pula ?
Untuk Tuhan.
Maha pembolak balik hati ummat-Nya
10 tahun bukan waktu yang sedikit untuk terjebak di satu permainan Tuhan.
10 tahun bukan waktu yang sebentar untuk menangisi luka yang nyaris sama.
Jika ini karma, cukup kan lah.
Jika ini bagian dari perjalanan, segerakanlah.
Ada lelah yang tidak bisa diungkapkan, Kau pasti tau.
Ada beban yang ingin sekali aku lepaskan, Kau paling mengerti.
Sungguh hamba tidak ingin memaksa, tapi mohon sederhanakanlah. Sesederhana apa yang hamba butuhkan.
Untuk Tuhan.
Jika memang ada satu orang yang tepat, permudahlah.
Jika memang bukan, tolong jangan biarkan untuk sekedar singgah kemudian menghancurkan.
Kau tau hamba adalah rapuh dan pedih pula.
Bandung, 9 Juli 2019
10 tahun yang sia-sia dari Tuhan
0 komentar:
Posting Komentar