‘Jangan nangis disini !’ aku tau kau panik. Ini bukan air mata sayang, ini cara aku menertawakan dunia ku.
‘Terus dia udah minta maaf ?’ tanyamu.
Dia tidak harus meminta maaf, walaupun belum pernah aku terima permintaan maaf nya yang paling tulus. Aku tidak pula harus memaafkannya. Bukankah memang kodrat nya adalah mendua ?
Yang harusnya meminta maaf adalah aku pada diriku sendiri. Sebab yang harusnya memaafkan adalah aku pada diriku sendiri. Karena yang mestinya berdamai adalah antara aku dengan diriku sendiri. Itu yang masih sulit.
Sepanjang waktu menaruh dendam, yang tak lain malah menyakiti diri. Tidakkah aku harusnya mengasihi aku terlebih dahulu ?
Tidak pula aku dapat menyalahkan aku kenapa harus tetap aku menaruh benci. Sebab terlalu sakit selama ini yang ia terima. Tidak dapat juga aku mengutuk kenapa harus tetap aku menutup rapat kosong agar tak terisi. Sebab terlalu pedih laku mereka yang pernah singgah, memecah setiap rapuh yang ribuan hari aku jaga. Lalu meninggalkan tanpa aba-aba, sedang jalang saja ditinggal dengan imbalan.
‘Mau sampai kapan begini sarah ?’
Jangan paksa harus segera menerima sayang, karena aku saja tidak bisa menjadikannya segera. Kita usahakan, lambat laun kau akan mengerti mengapa aku perlu waktu. Sebab kelak akan kau dapatkan seutuh nya aku yang menjadikan kau seutuh nya dirimu. Aku adalah manusia yang susah untuk memulai juga mengakhiri.
Sampai di saat itu, tolong jangan menjadi cerita benci yang baru. Teruntuk kita, selamat mengusahakan !
Bandung,13 Oktober 2019
0 komentar:
Posting Komentar