Lonceng rusa teras berbunyi
Ada tamu datang Nona
Intip saja dulu dari balik tirai jendela
Tamu lama
Ia bawa sesuatu, seperti yang lalu
Sudah berapa lama ia pergi ?
Kapan terakhir kita duduk berdua di kursi ?
Berhadapan, tersenyum diam-diam, memetik gitar kemudian bernyanyi
Aku selalu ada dibagian mengagumi
Kau pergi tanpa alasan
Sebentar, ah bukan
Kau pergi karna perbedaan
Setelah kau curi sesuatu yang kau hapal tempatnya
Dibagian itu, iya bagian itu
Disini saja, jangan masuk
Bukan karna ada seseorang, sudah lama kosong
Aku tau kau akan berbenah jika aku izinkan
Menyapu pecahan bingkai foto yang berserakan
Lalu mengisi hitungan yang tak kunjung aku genapkan
Sepi
Biarkan dalam ku kacau
Itu bukan tugasmu
Disini saja, temani sebentar
Aku punya teras dengan senja dan jingga
Kopi yang sedikit pahit, namun hangat seperti dekap
Seperti dulu, aku bisa jadi pendengar yang baik
Kau bisa usap rambutku, kemudian menenangkan, lagi dan lagi
Atau kau bisa bantu aku saat alergi dinginku kambuh, sama seperti pertama kali
Ceritakan tentang pelarianmu, ku ceritakan tentang kepedihanku
Tentang yang datang sekedar singgah, yang pernah menetap namun lenyap
Bukan karna perbedaan, namun kemunafikan
Disini saja, sampai nanti, ntah itu dengan permisi, atau diam-diam pergi lagi.
Overjoyed-